Aliran Realisme Revisi
ALIRAN REALISME
Teori Realisme Dan Kebudayaan Organiasi Formali
Realisme adalah suatu bentuk yang dapat merepresentasikan kenyataan.
Realisme terpusat pada pertanyaan tentang representasi, yaitu tentang bagaimana
dunia dikonstruksi dan disajikan secara sosial kepada dan oleh diri kita. Inti
realisme dapat dipahami sebagai kajian tentang budaya sebagai praktik-praktik
pemaknaan dari representasi. Hal ini berarti bahwa kita harus mempelajari
asal-usul tekstual dari makna. Hal ini juga menuntut kita untuk meneliti
cara-cara tentang bagaimana makna diproduksi dalam beragam konteks.
Representasi kebudayaan dan makna memiliki sifat material, mereka tertanam
dalam bunyi-bunyian, tulisan-tulisan, benda-benda, gambar-gambar, buku-buku,
majalah-majalah, dan media lainnya. Mereka diproduksi, diwujudkan, digunakan,
dan dipahami dalam konteks sosial yang spesifik dan memiliki
ekplanasi-ekplanasi. Kelima konsep dalam eksplanasi sosial itu antara
lain;
(1) individu;
(2) alam;
(3) budaya;
(4) tindakan; dan
(5) struktur sosial.
Penekanan Realisme adalah untuk membuat dijadikan perbandingan dengan
isu-isu lainnya.
Realisme dapat diterapkan dalam penelitian, misalnya tentang kebudayaan
fundamentalisme Islam, karena memberi penekanan pada sifat ‘ordinaries’
dari kebudayaan dan kapasitas aktif dan kreatif manusia dalam membentuk
praktik-praktik bersama yang syarat makna, khususnya dalam keberagamaan
(religiusitas) mereka. Kajian-kajian empiris, yang dinilai penting dalam
tradisi kulturalis, mengeksplorasi cara manusia secara aktif menciptakan makna
kultural. Fokusnya ada pada pengalaman hidup keseharian dan mengadopsi
kebudayaan yang lebih antropologis, yang menggambarkan kebudayaan sebagai
kehidupan sehari-hari, dan yang tidak terbatas hanya pada seni ‘tinggi’.
A. Latar Belakang Aliran Realisme
Aliran Realisme muncul dalam khasanah kesusastraan Inggris pada periode abad ke 19.
Aliran ini semata-mata didasarkan pada pengamatan berdasarkan apa adanya atau
berdasarkan kenyataan yang ada. Pada kurun waktu 1830 sampai 1880 dapatlah
dikatakan sebagai Periode Realisme. Aliran Realisme adalah aliran
filsafat yangü memandang realitas sebagai dualitas. Aliran realisme memandang
dunia ini mempunyai hakikat realitas yang terdiri dari dunia fisik dan dunia
rohani. Ajaran realisme memperlihatkan bahwa realisme adalah sesuatu yamg riil
atau sesuatu yang benar yang merupakan gambaran nyata di dunia realitas.
Realisme membagi realistas menjadi dua bagian yaitu subjek yang menyadari dan
mengetahui di satu pihak dan yang kedua adanya realita di luar manusia yang
dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
B. Definisi Realisme
Realisme adalah aliran yang menyatakan bahwa objek-objek pengetahuan yang
diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri. (Ihsan, Fuad, 2010:90).
Realisme adalah suatu bentuk yang dapat merepresentasikan kenyataan. Realisme
terpusat pada pertanyaan tentang representasi, yaitu tentang bagaimana dunia
dikonstruksi dan disajikan secara sosial kepada dan oleh diri kita. Inti
realisme dapat dipahami sebagai kajian tentang budaya sebagai praktik-praktik
pemaknaan dari representasi.
C. Filsafat Pendidikan Menurut Aliran Realisme
1. Realisme Rasional, memandang bahwa dunia materi adalah nyata dan berada
diluar pikiran yang mengamatinya. Realisme rasional merupakan pandangan dari
Knelle.
2. Realisme Klasik, berpandangan bahwa manusia sebenarnya memiliki ciri
rasional. Dengan demikian manusia dapat menjangkau kebenaran umum. Eksistensi
Tuhan merupakan penyebab pertama dan utama realistas alam semesta.
Memperhatikan intelektual adalah penting bukan saja sebagai tujuan melainkan
sebagai alat untuk memecahkan masalah. Menurut realisme klasik pengalaman
manusia penting bagi pendidikan.
3.
Realisme religius, kenyataan itu dipandang berbentuk natural dan
supernatural. Pandangan filsafat ini menitik beratkan pada hakikat kebenaran
dan kebaikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan diri guna
mencapai kebenaran abadi. Kebenaran bukan dibuat melainkan sudah ditentukan dan
belajar harus mencerminkan kebenaran itu.
4. Realisme Kritis, Menurut Imanuel Kant, realisme kritis adalah pengetahuan
mulai dari pengalaman namun tidak semua dari pengalaman. Pikiran tanpa isi
adalah kosong dan tanggapan tanpa konsepsi adalah buta.
Adapula pandangan lain mengenai realisme yaitu Neo-realisme yang merupakan
pandangan dari Frederick Breed mengenai filsafat pendidikan yang hendaknya
harmoni dengan prinsip-prinsip demokrasi, yaitu menghormati hak-hak individu.
Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan sebagai pengarah terhadap
tuntunan sosial dan individual.
- Konsep Filsafat Menurut Aliran Realisme
Metafisika-realisme adalah kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan
fisik (materialisme) kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan
yang terbentuk dari berbagai kenyataan (pluralisme). Humanologi-realisme adalah
hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah
organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir. Epistemologi-realisme;
Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan
manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat
diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan
memeriksa kesesuaiannya dengan fakta. Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia
diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang
lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat
yang telah teruji dalam kehidupan.
Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realisme adalah sebagai
berikut:
·
Tujuan pendidikan realisme Pendidikan merupakan suatu prosesuntuk
meningkatkan diri guna mencapai yang sesuatu yang abadi, dan juga penyesuaian
hidup dan tanggung jawab sosial.
·
Realisme klasik, tujuan pendidikan adalah agar anak menjadi manusia
bijaksana, yaitu seorang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungan fisik dan sosial.
·
Realisme religius tujuan pendidikan adalah mendorong siswa memiliki
keseimbangan intelektual yang baik, bukan semata-mata penyesuaian terhadap
fisik dan sosial saja, namun mempersiapkan individu untuk dunia dan
akhiat. religious realist
·
Tujuan utama pendidikan moral adalah untuk keselamatan jiwa. Anak harus
mampu belajar menjaga hati dalam dirinya dan menjauhi dosa. Tuhan akan
menawarkan keselmatan bagi makhluknya, dan makhluknya harus bisa menentukan
apakah akan menerima atau tidak tawaran tersebut. Hal ini akan menyebabkan
kebiasan dalam membuat keputusan yang benar.
- Kurikulum
Kurikulum dikembangkan secara komprehensif mencakup semua pengetahuan yang
sains, sosial, maupun muatan nilai-nilai. Isikurikulum lebih efektif
diorganisasikanü dalam bentuk mata pelajaran karena memiliki kecenderungan
berorientasi pada peserta didik (subject centeed)
Kedudukan siswa Dalam konteks realisme, peserta didik dituntut untuk
dapat menguasai pengetahuan yang handal dan terpercaya. Dibutuhkan kedisiplinan
sebagai metode mencapai esensi dalam belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan guna memperoleh hasil yang baik. Peranan Guru Guru dituntut
untuk dapat menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar, dan dengan
keras menuntut prestasi peserta didik menguasai bahan ajar yang sumbernya
pengetahuan realistis.
Metode Belajar tergantung dari pengalaman, baik langsung atau tidak
langsung. Metode penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning
merupakan metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.
- Macam-macam Tokoh yang Menganut Aliran Realisme
1. Tokoh Yang
Menganut Aliran Realisme Klasik. Aristoteles (384-322 SM) gagasan-gagasan (atau bentuk-bentuk), seperti ide
tentang Tuhan atau ide-ide tentang sebuah pohon bisa ada walaupun tanpa materi,
tapi tidak ada materi yang ada tanpa bentuk. Setiap bagian dari materi memiliki
baik sebuah sifat penting/tertentu yang menyuluruh Silogisme disusun dari
sebuah pemis (dasar pikiran) utama, premis minor Jadi kesimpulan. Aristoteles
menggunakan silogisme untuk membantu kita berpikir secara lebih akurat dengan
menyusun pernyataan-pernyataan tentang realitas dalam sebuah logika, bentuk
yang sistematis yang sesuai dengan bukti dalam situasi tertentu dibawah
pembelajaran.
2. Thomas
Aquinas (1225-1274) seorang guru hanya “menunjukkan” para pelajar pada
pengetahuan dan pemahaman dengan tanda-tanda dan symbol. Namun pengajaran
adalah sebuah cara untuk melayani manusia dan itu adalah bagian pekerjaan tuhan
di dunia ini. Menghantarkan murid dalam ketidak pedulian dalam pencurahan adalah
merupakan pengabdian yang terbesar seseorang yang bisa diberikan kepada orang
lain.
3. Tokoh Yang
Menganut Aliran Realisme Modern
a. Francic Bacon
(1561-1626) Bacon meyakini “pengetahuan adalah kekuatan”q dan itu melalui
pengakuan pengetahuan yang kita bisa sesuaikan secara lebih efektif dengan
masalah-masalah dan kekuatan yang menyerang disetiap sisi untuk mernyempurnakan
hal-hal ini, dia menemukan apa yang dia sebut metode induktif.
b. JHON LOCKE (1632-1704)
Pemikiran Locke mengantarkan kepada jenis pendidikan “kesopanan” yang dicatat
kuat dalam pendidikan orang-orang Inggris. Seseorang mungkin berpendapat bahwa
penolakan filosofi Locke bertengger diatas demokrasi, gagasangagasan
edukatifnya mengatarkan mereka sendiri untuk menjadi seorang kaum atas
(bangsawan)
4. Tokoh Yang
Menganut Aliran Realisme Kontemporer
a. Alfred North Whitehead (1861-1947) Bagaiamanapun dia tidak mau
menyerah dalam mendorong bahwa pendidikan diperhatikan dengan “gagasan” yang
hidup, gagasan menghubungkan dengan pengalaman dari yang belajar (pelajar), ide
yang berguna dan tepat pada wujud yang tersambung. Dia mengingatkan untuk
menentang ide-ide yang lamban, sederhananya karena itu berasal dari masa lalu.
Ini menunjukkan orientasi organisnya bahwa pendidikan harus menampakkan kita
untuk memasuki aliran pada existensi, yaitu proses bentuk-bentuk pada realitas.
b. Bertrand Russell
(1872-1970) Russell mencoba meletakkan beberapa ide/gagasan pendidikannya
dengan bekerja pada sebuah sekolah yang dia danai yang di sebut dengan Bacon
Hill, bagaimanapun juga, Radikalismenya menemui perlawanan, dan keingintahuanya
sendiri pada akhirnya membawanya pada sebab-sebab dan perubahan yang lain.
Meskipun usahausahanya dalam pendidikan di Bacon Hill bertermu dengan
kesusksesan yang terbatas. Russell meneruskan hingga akhir khayatnya untuk
mencoba membawa perubahan melalui pendidikan yang dianggap menguntungkan untuk
kebaikan kemanusiaan.
G.
Pendidikan Menurut Aliran Realisme
Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah
gambaran yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat menurut aliran
realisme adalah:
(1) Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan
fisik (materialisme); kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan
kenyataan yang terbentuk dari berbagai kenyataan (pluralisme);
(2) Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat
dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan
berpikir;
(3) Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak
tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui
oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran
pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta;
(4) Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang
diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh
kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
Berikut ini kita akan membahas konsep pendidikan mengenai pengertian
pendidikan dan gambaran pendidikan menurut masing-masing bentuk aliran
realisme.
a. Realisme
Rasional
Realisme klasik berpandangan bahwa manusia sebenarnya memiliki ciri
rasional. Dengan demikian manusia dapat menjangkau kebenaran umum. Eksistensi
Tuhan merupakan penyebab pertama dan utama realistas alam semesta.
Memperhatikan intelektual adalah penting bukan saja sebagai tujuan melainkan
sebagai alat untuk memecahkan masalah. Menurut realisme klasik pengalaman
manusia penting bagi pendidikan. Menurut Aristoteles, terdapat aturan moral
universal yang diperoleh dengan akal dan mengikat manusia sebagai mahluk
rasional. Manusia sempurna menurutnya adalah manusia sempurna yang mengambil
jalan tengah. Konsep pendidikan pada anak bahwa anak harus diajarkan ukuran
moral yang absolut dan universal karena baik dan benar adalah untuk seluruh
umat manusia. Kebiasaan baik harus dipelajari karena kebaikan tidak datang
dengan sendirinya
Sedangkan menurut realisme religius bahwa kenyataan itu dipandang berbentuk
natural dan supernatural. Pandangan filsafat ini menitik beratkan pada hakikat
kebenaran dan kebaikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan
diri guna mencapai kebenaran abadi. Kebenaran bukan dibuat melainkan sudah
ditentukan dan belajar harus mencerminkan kebenaran itu. Menurut Cornerius
pendidikan harus universal, seragam dan merupakan suatu kewajiban dimulai
dengan pendidikan yang lebih rendah.
b. Realisme
Natural
Menurut realisme natural pengetahuan yang diakui adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui pengalaman empiris dengan jalan observasi atau pengamatan
indera. Para pengikut realisme natural mengikuti teori pengatahuan empirisme
yang mengatakan pengalaman merupakan faktor fundamental dalam pengetahuan dan
merupakan sumber pengetahuan manusia.
Pendidikan berkaitan dengan dunia di sini dan sekarang. Dunia diatur oleh
hukum alam. Pendidikan menurut aliran realisme natural haruslah ilimiah dan
yang menjadi objeknya adalah kenyataan dalam alam.
c. Realisme
kritis.
Menurut pandangan Breed filsafat pendidikan hendaknya harmoni dengan
prinsip-prinsip demokrasi. Pendidikan sebagai pertumbuhan harus diartikan
sebagai pengarah terhadap tuntunan sosial dan individual. Menurut Imanuel Kant
, pengetahuan mulai dari pengalaman namun tidak semiuanua dari pengalaman. Pikiran
tanpa isi adalah kosong dan tanggapan tanpa konsepsi adalah buta.
Menurut Henderson ke semua bentuk aliran realisme pendidikan menyetujui
bahwa
1. Proses pendidikan
berpusat pada tugas mengembangkan laki-laki dan wanita menjadi hebat
2. Tugas manusia di dunia adalah memajukan
keadilan dan kesejahteraan umum
3. Tujuan akhir pendidikan adalah
memecahkan masalah-masalah pendidikan.
H.
Pandangan Ontologi Pada Aliran Realisme
Bagi para
Realis, dunia sosial ada secara independen dari apresiasi manusi terhadapnya.
Individu dipandang sebagai seseorang yang dilahirkan dan hidup dalam dunia
sosial yang memiliki realitas sendiri. Ini bukanlah sesuatu yang diciptakan
oleh invidu di luar sana. Secara ontologis, hal itu ada sebelum keberadaan dan
kesadaran dari setiap manusia tunggal. Bagi realis, dunia sosial memiliki
eksistensi yang sama keras dan konkritnya seperti alam.
I. Pandangan Epistemologi Pada Aliran Realisme
Pengetahuan menurut para realis berawal dari objek-objek fisik yang
kemudian dipikirkan secara logis ataupun dimaknai secara etis. Objekobjek fisik
pengetahuan sendiri bersifat independen dari tindakan mengetahui. Objek tidak
akan mengalami perubahan apapun perbedaan pengetahuan manusia tentangnya.
Sehingga objek tidak akan pernah terpengaruh oleh interpretasi yang dapat benar
ataupun mengelabui. Meja kayu tetapakan berupa kayu apapun konsepsi manusia
tentangnya. Konsep atau pengetahuan yang dibangun dan dibentuk oleh proses
mental pada dasarnya hanyalah alat untuk mengetahui objek,dan ia bukanlah representasi
yang sesungguhnya dari objek itu sendiri.
J.
Pandangan Aksiologi Pada Aliran Realisme
Menurut realisme, sumber semua pengetahuan manusia terletak pada
keteraturan lingkungan hidupnya. Realisme memandang bahwa baik dan buruknya
keadaan manusia tergantung pada keturunan dan lingkungannya. Perbuatan
seseorang adalah hasil perpaduan antara pembawa-pembawa fisiologis dan
pengaruhpengaruh lingkungannya. George Santayana memadukan pandangan idealisme
dan realisme dalam suatu sintesa dengan menyatakan bahwa “nilai” itu tidak
dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian, dan
pengalaman seseorang turut menentukan adanya kualitas tertentu.
KESIMPULAN
Aliran filsafat realisme memperlihatkan bahwa suatu yang riil atau sesuatu
yang benar adalah sesuatu yang merupakan gambaran nyata atau salinan sebenarnya
dari dunia realitas.
Pendidikan menurut aliran filsafat realisme menekankan pada pembentukan
peserta didik agar mampu melaksanakan tanggung jawab sosial dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat. Untuk mencapainya diperlukan pendidikan yang ketat dan
sistematis dengan dukungan kurikulum yang komprehensif dan kegiatan belajar
yang teratur di bawah arahan oleh tenaga pendidik.
SARAN
Filsafat berdasar rasio, jadi sebaiknya memilih filsafat yang berdasar
rasio kita, namun jangan pernah takut untuk berfilsafat. Filsafat
sebaiknya diiringi oleh agama, yang merupakan kebenaran tertinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun. S. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta:
Rineka Cipta. Ahmadi, Asmoro., 2007. Filsaft Umum. Jakarta: Raja Grapindo
Persada. Syadali, Ahmad dan Mudzaki., 2004. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka
Setia. Tafsir, Ahmd., 2008. Filsaft umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
Captra. Bandung: Remaja Rosdakarya. Miskawi. 2012. Filsafat Realisme Dalam
Pendidikakn

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda