Jumat, 21 November 2014

Filsafat Bagi Kehidupan Manusia



Filsafat Bagi Kehidupan Manusia

1.      Pentingnya Filsafat Bagi Kehidupan
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugasfilsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan ‘nation’, ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
2.      Hakikat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a.       Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
c.       Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
d.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
e.       Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
f.       Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

3.      Filsafat manusia
Ruang lingkup filsafat manusia dan metodenya pertama-tama mencoba memahami filsafat manusia dengan menjelaskan objek material dan objek formalnya, menjelaskan persamaan, perbedaan dan hubungan antara filsafat manusia dengan berbagai ilmu tentang manusia lain lalu baru disampaikan metode-metode dalam filsafat manusia. Pejajaran pertama yaitu tentang corak dan berbagai aliran dalam filsafat manusia dibagi atas:
·           Corak pemikiran manusia dalam filsafat manusia
·           Berbagai aliran dalam filsafat manusia
·           Pembahasan tentang tesis-tesis tentang manusia dan gambaran manusia seutuhnya
Dimensi kejasmanian dan kerohanian antara lain membahas tentang:
·           Manusia sebagai makhluk yang memiliki struktur fisik (tubuh)
·           Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal budi (jiwa)
·           Manusia sebagai makhluk yang memiliki dimensi roh
·           Pandangan banyak filsuf terhadap bagaimana hubungan aspek kejasmanian dan kerohanian di dalam diri perorangan.
Kita tahu bahwa manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu filsafat manusia juga membahas tentang dimensi sosialitas dan keunikan manusia. Pembahasannya dibagi atas beberapa lingkup yaitu:
·            Sosialitas manusia
·            Manusia sebagai makhluk sosial
·            Manusia sebagai pribadi (subjek otonom)
·            Manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat
·            Pandangan tentang sosialitas dan keunikan manusia serta prinsip dasar dalam pengaplikasiannya
Manusia, katakanlah saya atau Anda pasti memiliki corak pemikiran sendiri sesuai dengan pengalaman dan watak masing-masing. Inilah yang dapat disebut ideal menurut diri sendiri. Dari sini pembahasan filsafat manusia juga tidak lepas dari pembahasan manusia sebagai makhluk yang memiliki idealisme.

4.      Manfaat Filsafat Bagi Kehidupan
Dengan befikir filsafat, kita dapat mengatasi kemelut hidup. Hal ini dapat terjadi karena dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang tidak pernah diharapkan sebelumnya.
Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis, pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi sehari-hari mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.
Filsafat timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa hidupnya tergantung dari pengetahuannya. Pengetahuan itu digunakan untuk menyembpurnakan kehidupannya.  Karena konsekuensi dari pandangan filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendri, terhadap orang lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan tingkah laku hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan kebudayaan, ilmu pengetahuan.
Filsafat itu  berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan  hidup manusia, justru karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab – sebab ya ng terakhir dari kesmua yang ada.
Apabila filsafat dijadikan suatu ajaran hidup maka ini berarti bahwa orang mengharapkan dari filsafat itu dasar – dasar ilmiah yang dibutuhkannya nuntuk hidup. Filsafat diharapkan memberikan petunjuk – petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi manusia sempurna, baik, susila dan bahagia.

Kesimpulan
Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memamaksa ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa.
Kehendak itu harus memiliki tujuan agar dapat makan kehendak tidak sirna. Tujuan tersebut tidak ditetapakan oleh hukum-hukum sejarah dan takdir dikarenakan manusia kehendak bebas dan berkreatif.
Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis, pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi sehari-hari mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.




Sumber: http://whiterosesangle.wordpress.com/2010/11/30/filsafat-bagi-kehidupan-manusiaqiqi-alyuzra/

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda