Filsafat Bagi Kehidupan Manusia
Filsafat Bagi
Kehidupan Manusia
1.
Pentingnya Filsafat Bagi Kehidupan
Menurut
Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya
dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah
kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka
tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A.
Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat
memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana
menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan
kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu
kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat
di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya
dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi
manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya,
senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan:
Tugasfilsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup,
melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai,
menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat
hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru,
mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan
‘nation’, ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
Filsafat
tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang
lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-orang
untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual.
Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan
tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan
yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan,
pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Berbeda dengan
pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk
mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya
cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang
mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan,
yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia,
bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia,
bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku),
maupun metafisik (hakikat keaslian).
2.
Hakikat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai
berikut :
a.
Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
c.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
d.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
e.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang
mengandung kemungkinan baik dan jahat.
f.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan
martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
3.
Filsafat manusia
Ruang
lingkup filsafat manusia dan metodenya pertama-tama mencoba memahami filsafat
manusia dengan menjelaskan objek material dan objek formalnya, menjelaskan
persamaan, perbedaan dan hubungan antara filsafat manusia dengan berbagai ilmu
tentang manusia lain lalu baru disampaikan metode-metode dalam filsafat
manusia. Pejajaran pertama yaitu tentang corak dan berbagai aliran dalam
filsafat manusia dibagi atas:
·
Corak pemikiran manusia dalam filsafat manusia
·
Berbagai aliran dalam filsafat manusia
·
Pembahasan tentang tesis-tesis tentang manusia dan
gambaran manusia seutuhnya
Dimensi kejasmanian dan kerohanian antara lain membahas tentang:
Dimensi kejasmanian dan kerohanian antara lain membahas tentang:
·
Manusia sebagai makhluk yang memiliki struktur fisik
(tubuh)
·
Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal budi (jiwa)
·
Manusia sebagai makhluk yang memiliki dimensi roh
·
Pandangan banyak filsuf terhadap bagaimana hubungan
aspek kejasmanian dan kerohanian di dalam diri perorangan.
Kita tahu
bahwa manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu filsafat manusia juga
membahas tentang dimensi sosialitas dan keunikan manusia. Pembahasannya dibagi
atas beberapa lingkup yaitu:
·
Sosialitas manusia
·
Manusia sebagai makhluk sosial
·
Manusia sebagai pribadi (subjek otonom)
·
Manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat
·
Pandangan tentang sosialitas dan keunikan manusia
serta prinsip dasar dalam pengaplikasiannya
Manusia,
katakanlah saya atau Anda pasti memiliki corak pemikiran sendiri sesuai dengan
pengalaman dan watak masing-masing. Inilah yang dapat disebut ideal menurut
diri sendiri. Dari sini pembahasan filsafat manusia juga tidak lepas dari
pembahasan manusia sebagai makhluk yang memiliki idealisme.
4.
Manfaat Filsafat Bagi Kehidupan
Dengan
befikir filsafat, kita dapat mengatasi kemelut hidup. Hal ini dapat terjadi
karena dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada
jalur yang tidak pernah diharapkan sebelumnya.
Beragam
masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan
teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis,
pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah
tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau
berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi sehari-hari
mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang menggairahkan.
Filsafat
timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa hidupnya tergantung dari
pengetahuannya. Pengetahuan itu digunakan untuk menyembpurnakan
kehidupannya. Karena konsekuensi dari pandangan filsafat itu sangat
penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendri, terhadap orang
lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan tingkah
laku hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan kebudayaan,
ilmu pengetahuan.
Filsafat
itu berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan hidup
manusia, justru karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab – sebab ya
ng terakhir dari kesmua yang ada.
Apabila
filsafat dijadikan suatu ajaran hidup maka ini berarti bahwa orang mengharapkan
dari filsafat itu dasar – dasar ilmiah yang dibutuhkannya nuntuk hidup.
Filsafat diharapkan memberikan petunjuk – petunjuk tentang bagaimana kita harus
hidup untuk menjadi manusia sempurna, baik, susila dan bahagia.
Kesimpulan
Masalah
manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari ini didasarkan
atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap manusia. Ada pendapat
bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia serta telah memaksa
mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memamaksa ketika berhadapan dengan
kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa.
Kehendak itu
harus memiliki tujuan agar dapat makan kehendak tidak sirna. Tujuan tersebut
tidak ditetapakan oleh hukum-hukum sejarah dan takdir dikarenakan manusia
kehendak bebas dan berkreatif.
Beragam
masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-pendekatan
teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis,
pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah
tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau
berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, apapun profesi
sehari-hari mereka. Jalan hidup filsafat menawarkan pencerahan yang
menggairahkan.
Sumber: http://whiterosesangle.wordpress.com/2010/11/30/filsafat-bagi-kehidupan-manusiaqiqi-alyuzra/

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda